Revolusioner Penjaga Harta

Ialah Alloh yang diantara tanda-tanda kekuasaanNya menciptakan rasa tentram dan kasih sayang..

Entah, kadang di titik kedewasaan kita, kita telah terlupa oleh usia yang menua. Dan sikap pun kembali seperti remaja, bahkan mungkin balita. Berlaku sekehendak nafsu, tanpa mempertimbangkan sebuah makna tanggung jawab. Bahwa semua yang diperbuat akan dipertanggung jawabkan kepada diri sendiri, orang tua kita, sahabat dan teman, dan Alloh sebagai Penguasa Hari Perhitungan. Maka, di satu titik ketika kau terlena, terlupa usia, dan  bertingkah “suka-suka” semoga selalu saja ada keluarga, sahabat, teman dan seorang revolusioner yang mengingatkan padaNya. Bahwa rasa cinta, tentram dan kasih sayang hanya terjamin berkah bagi mereka yang telah menikah :)

Dalam sebuah halaman depan Aulia yang dibawa Bapak kesekianku yang super keren menjaga kami anak-anak perempuannya :D
Tanya, Tanya, Tanya…

Ceritanyaa nii.. Anda (perempuan) pemilik sebuah perusahaan terpecaya dan Anda memiliki sebuah asset yang sangat, sangat berharga sehingga Anda memilih mati saja daripada harus kehilangan harta itu. Tapi.. Anda harus menitipkan harta itu kepada seseorang.
Pertanyaannya, orang seperti apakah yang akan Anda titipi harta berharga itu?
Bagaimana memilihnya? Berapa lama Anda harus mengamati yang bersangkutan sebelum Anda yakin bahwa dia akan bersikap amanah dalam menjaga titipan Anda itu? Berapa banyak pertanyaan dan wawancara yang harus Anda lakukan demi memastikan bahwa orang ini memiliki semua kualitas pribadi yang dibutuhkan demi menjaga harta titipan Anda itu?
Harta Anda adalah iman Anda. Kehormatan Anda. Diri Anda. Kemuliaan dan kebahagiaan Anda. Keselamatan Anda di dunia – dan di akhirat nanti, ketika kemuliaan atau kehinaan yang kita alami (nau’dzubillahi min dzalik) bersifat kekal tanpa batas.

Nah lhoooo, saat selesai membaca kalimat demi kalimat tersebut, ada sebuah syak di rasa (red: nyesek di hati). Maka, kita sebagai perempuan rupanya agak gampang-gampang susah untuk bisa menentukan pilihan. Bukan sekedar pertanyaan tentang berapa jumlah mobil, atau seberapa luas rumah miliknya atau justru masih kontrak, atau apakah dia pemilik tubuh atletis nan putih bersih rambut berkilau kehitaman. Boleh sih, boleh juga. Tapi jaminan penjagaan kita atas harta kita berupa iman, kehormatan, kemuliaan, kebahagiaan, dan keselamatan dunia-akhirat lebih dari sekedar ukuran fisik dan materi. 

Lantas kita bertanya lagi, jika bukan sekedar ukuran fisik dan materi, bagaimana cara mengobservasi pemegang amanah atas harta kita ini? Apakah, misalnya, dia selalu berdiri di shaf pertama shalat isya dan Subuh di Masjid – setiap hari selama dua tahun? Apakah dia menjaga ibunya dengan santun dan penuh kasih sayang? Apakah dia membantu orang kesulitan? Hahaha, PR berat ini juga melanda penulis sih (curcoll, gubrak). Semoga Alloh saja yang dapat menolong kita semua untuk memilih yang amanah atas harta kita. Hanya sebuah kisah menari-nari untuk ditunjukkan lewat ketukan keyboard. Bahwa pemegang amanah itu tidak akan bertele-tele mengusahakan kemuliaan dan kebahagiaan kita melalui sebuah upacara indah dan suci di hadapan wali, sanak, saudara kita. Mengangkat sebuah janji akad untuk dipersaksikan-Nya. Dan sebelum itu terlaksana, dia terus berusaha menjaga kita. Menjaga telinga kita dari kata-kata indah, menjaga mata dari siluet ketampanan dan kegagahan fisik, menjaga dan terus menjaga kita. 

Jadi, kita harus banyak bersyukur jika telah terjaga dan dijaga oleh Alloh melalui orang tua, keluarga, sahabat, teman yang terus mengingatkan kita untuk memilih sendirian dalam batas waktu tertentu dulu sebelum ada kandidat yang amanah mendapat gelar revolusioner penjaga harta kita. Daaaan tak lupa, syukur atas segala nikmat, jika Alloh memudahkan kita mengevaluasi dan memantapkan hati kita dari awal atas revolusioner yang tidak hanya bisa memastikan, tetapi juga membuktikan bahwa sikap amanah harus diletakkan jauh sebelum mitsaqan ghaliza itu diembannya

Komentar

Postingan Populer